Tanpa judul

KISAH USANG.... TAPI MUNGKIN BERMANFAAT

Mungkin kita telah mendengar kisah seorang
pembunuh yang telah membunuh 100 nyawa,
kemudian dia mau bertaubat, menempuh jalan yang
benar. Sengaja kisah ini kami tampilkan....agar kita
dapat memetik himah dibalik kisah tersebut.......... Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebelum kalian (dari kalangan bani Israil ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 jiwa, kemudian dia
bertanya tentang orang yang paling pandai di muka
bumi. Dia diberitahu adanya seorang ahli ibadah, dia
pun mendatanginya, dia berkata, bahwa dia telah
membunuh 99 jiwa, apakah ada kesempatan untuk
bertaubat?. Ahli ibadah itu menjawab, ‘Tidak’. Kemudian lelaki tadi membunuhnya, sehingga dia
menyempurnakan jiwa yang telah dia bunuh menjadi
100. Dia bertanya lagi tentang orang yang paling alim di
muka bumi ini. Dia diberitahu adanya seorang alim. Dia
bertanya kepadanya, bahwa dia telah membunuh 100
jiwa, apakah ada kesempatan untuk bertaubat ? Orang alim itu berkata, ‘Ya’. Apa yang menjadi penghalang untuk bertaubat. Pergilah ke daerah itu, di dalamnya
ada banyak orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala, maka beribadahlah kepada Allah Ta’ala dengan mereka. Dan jangan kembali ke daerahmu, karena ia temapat
yang dipenuhi dengan keburukan. Lelaki itu kemudian
meninggalkannya dan menuju ke daerah yang
disarankan. Ketika di pertengahan jalan Malaikat Maut
mengambil ruhnya (ia meningal dunia). Malaikat
pembawa rahmah dan malaikat pembawa adzab berselisih tentangnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Dia telah datang dengan bertaubat kepada Allah Ta’ala.’ Malaikat adzab barkata, ‘Dia tidak pernah melakukan kebaikan sedikit pun’. Datanglah seorang malaikat dalam bentuk manusia sebagai penengah di antara
keduanya. Dia berkata, ‘Ukurlah antara kedua daerah tersebut, mana yang lebih dekat, maka itu adalah
bagiannya’. Keduanyapun melakukan itu, dan mendapatinya lebih dekat kepada daerah yang dituju.
Kemudian Malaikat Rahmat membawanya.” (HR. al- Bukhari dan Muslim) Ada beberapa hal yang dapat dipetik, antara lain : Pertama; meninggalkan teman-teman yang dulunya
tenggelam bersama-sama dalam kemaksiatan,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Agama seseorang dilihat dari temannya. Hendaknya salah seorang di antara kalian melihat siapa yang akan
dijadikan teman.” (hadits shahih riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud). Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah berteman kecuali dengan orang yang takwa, dan jangan memakan
makananmu kecuali orang yang takwa”. (H.R Tirmidzi dan Abu Dawud dan dihasankan Syaikh Al-Albani). Kedua; Meninggalkan tempat atau daerah yang banyak
dilakukan kemaksiatan di dalamnya, menuju tempat
yang dipenuhi dengan ketaatan dan ketakwaan kepada
Allah Ta’ala. Firman Allah Ta’ala, artinya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya”. (QS. al-A’rof: 96). Ketiga; Berteman dengan orang-orang yang bertakwa
dan taat kepada Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang jelak seperti penjual minyak wangi dan
pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin dia akan
memberikannya kepadamu atau kamu membeli darinya
atau kamu mendapatkan bau yang harum darinya.
Sedang pendai besi mungkin akan membakar bajumu
atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.