AURAT LAKI-LAKI DAN HUKUM MENUTUPNYA
dakwatuna.com – Aurat laki-laki yang harus ditutup saat menunaikan shalat adalah qubul (kemaluan bagian depan)
dan dubur (kemaluan bagian belakang), adapun di luar itu,
mulai dari paha, pusar dan lutut, para ulama berbeda
pendapat; sebagian ulama menganggapnya sebagai aurat
dan sebagian lagi tidak menganggapnya sebagai aurat. Pendapat pertama : Bahwa paha, pusar dan lutut bukan aurat Mereka beralasan : Nabi bersabda : نع ةشئاع يضر هللا اهنع : نأ لوسر هللا ىلص هللا هيلع ملسو ناك اسلاج افشاك نع هذخف ، نذأتساف وبأ ركب نذأف هل وهو ىلع هلاح ، مث نذأتسا رمع نذأف هل ، وهو ىلع هلاح مث نذأتسا نامثع ىخرأف هيلع هبايث . املف اوماق تلق : اي لوسر هللا نذأتسا وبأ ركب رمعو تنذأف امهل . تنأو ىلع كلاح ، املف نذأتسا نامثع تيخرأ كيلع ؟كبايث لاقف : “ اي ةشئاع الأ يحتسأ نم لجر هللاو نإ ةكئالملا يحتستل هنم ” هاور دمحأ ، هركذو يراخبلا اقيلعت . Dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah saw saat duduk pahanya
terbuka, lalu Abu Bakar meminta izin kepada Rasul, beliau
pun mengizinkannya dan beliau dalam keadaan seperti
semula, kemudian Umar meminta izin dan beliau
mengizinkannya dan beliau dalam keadaan seperti itu,
kemudian Utsman pun ikut meminta izin namun beliau menurunkannya pakaiannya, setelah mereka pergi aku
berkata : Wahai Rasulullah ketika Abu Bakar dan Umar
meminta izin engkau mengizinkan keduanya. Dan engkau
dalam keadaan semula, namun ketika Utsman meminta izin
engkau mengulurkan pakaianmu ? maka beliau bersabda :
Wahai Aisyah, apakah aku tidak malu dari seseorang, demi Allah para malaikat lebih malu darinya”. (HR. Ahmad, dan disebutkan oleh imam Bukhari dalam ta’liqnya) نعو سنأ : “ نأ يبنلا ىلص هللا هيلع ملسو خوي ربيخ رسح رازالا نع هذخف ، ىتح ينإ رظنال ىلإ ضايب هذخف ” هاور دمحأ يراخبلاو . Dari Anas RA: bahwa Nabi saw membuka pada saat Khaibar
kain sarungnya sehingga terbuka pahanya, sampai aku dapat
melihat pahanya yang berwarna putih. (HR. Ahmad dan
Bukhari) Ibnu Hazm berkata : Jelas bahwa paha bukan aurat, sekiranya
merupakan aurat maka Allah tidak akan menyingkapkannya
padahal beliau seorang yang suci dan maksum dari manusia,
saat beliau menyampaikan risalahnya dan tidak diperlihatkan
pahanya di hadapan Anas bin Malik dan yang lainnya. نعو ملسم نع يبأ ةيلاعلا ءاربلا لاق : نإ دبع هللا نبا تماصلا برض يذخف لاقو : ينإ تلأس ابأ رذ برضف يذخف امك تبرض كذخف لاقو : ينإ تلأس لوسر هللا ىلص هللا هيلع ملسو امك ينتلأس برضف يذخف امك تبرض كذخف لاقو : ) لص ةالصلا اهتقول ( ىلإ رخآ ثيدحلا . Dari Imam Muslim, dari Abu Al-‘Aliyah al-barra berkata : bahwa Abdullah bin As-shamit memukul paha saya, dia
berkata : lalu saya bertanya kepada Abu Dzar, maka beliau
memukul paha saya seperti Aku memukul paha kamu,
kemudian dia berkata : kemudian saya bertanya kepada
Rasulullah saw seperti yang kamu Tanya kepadaku maka
beliau pun memukul saya seperti aku memukul paha kamu, dan beliau bersabda : “Dirikanlah shalat pada waktunya… sampai akhir hadits. Ibnu Hazm berkata : jika paha sebagai bagian dari aurat
maka Rasulullah saw tidak akan menyentuhnya dari Abu Dzar
dengan tangannya yang suci. Dan jika paha merupakan aurat
menurut Abu Dzar maka tidak menyentuh paha Abdullah bin
Shamit dengan tangannya, begitu pun Abdullah bin Shamit
dan Abu al-Aliyah. Pendapat kedua : Bahwa paha, pusar dan lutut adalah aurat. Mereka beralasan : Hadits nabi saw : نع دمحم نب شحج لاق : رم لوسر هللا ىلص هللا هيلع ملسو ىلع رمعم ، هاذخفو ناتفوشكم لاقف : ” اي رمعم طغ كيذخف نإف نيذخفلا ةروع ” هاور دمحأ مكاحلاو يراخبلاو يف هخيرات ، هقلعو يف هحيحص . Dari Muhammad bin Jahsy berkata : Rasulullah saw melewati
ma’mar sementara kedua pahanya tersingkap, beliau bersabda : “Wahai Ma’mar tutuplah kedua pahamu karena paha itu adalah aurat”. (HR. Ahmad, Hakim dan Bukhari). نعو دهرج لاق : رم لوسر هللا ىلص هللا هيلع ملسو يلعو ةدرب دقو تفشكنا يذخف لاقف : “ طغ كيذخف نإف ذخفلا ةروع ” هاور كلام دمحأو وبأو دواد يذمرتلاو لاقو : نسح : هركذو يراخبلا يف هحيحص اقلعم . Dan dari Jurhud berkata : Rasulullah saw lewat pada Burdah
dan kedua pahanya tersingkap, beliau bersabda : “Tutuplah kedua pahamu karena paha itu adalah aurat”. (HR. Malik, Ahmad, Hakim, Abu Dawud dan Tirmidzi serta Bukhari dalam
shahihnya). Demikian dua pendapat tentang batasan aurat laki-laki,
namun bagi kita untuk lebih berhati-hati, saat akan
menunaikan shalat maka kita menutup aurat kita mulai dari
pusar hingga dua lututnya sebisa mungkin. Aurat laki-laki bersama dengan laki-laki. Bersama dengan kaum lelaki, ia tidak boleh menampakkan
bagian antara lutut dan pusarnya, baik laki-laki yang
melihatnya itu kerabatnya maupun orang lain, baik muslim
maupun kafir. Adapun selain anggota tubuh itu boleh terlihat
selama tidak ada fitnah. Rasulullah bersabda : Artinya: Apa yang ada di antara pusar dan lutut adalah aurat.
(H.R. Al Hakim) Rasulullah saw bersabda : Artinya: Tutuplah pahamu, karena paha lelaki adalah aurat”. (H.R. Al Hakim) Aurat laki-laki di hadapan wanita Seorang wanita muslimah diperbolehkan melihat kaum lelaki
yang berjalan di jalan-jalan, atau memainkan permainan
yang tidak diharamkan, yang sedang berjual beli, dan
sebagainya. Rasulullah SAW menyaksikan orang-orang Habsyiy bermain
lembing di dalam masjid pada hari raya dan Aisyah ikut
menyaksikan mereka dari belakang beliau. Rasulullah
menghalangi Aisyah dari mereka, sampai ia merasa bosan
dan pulang. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke tujuh Hijriyah. [1] Sedangkan hadits yang mengatakan : “Berhijablah kalian berdua dari padanya. Apakah kalian berdua buta? Bukankah kalian berdua melihatnya?”[2] Menunjukkan bahwa Ummu Salamah dan Maimunah
berkumpul bersama Ibnu Ummi Maktum di dalam satu
majelis, mereka bertemu pandang dan berhadap hadapan. Pada kenyataannya, memang sangat berbeda antara
pandangan laki-laki pada wanita dan pandangan wanita pada
laki-laki. Wanita dengan rasa malu yang tinggi akan
cenderung pasif, sedangkan laki-laki dengan sifat
pemberaninya akan cenderung aktif dan kreatif. Kesimpulannya, wanita diperbolehkan melihat lelaki lain
dengan dua syarat, yaitu : Pertama, tidak dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah. Kedua, tidak berada dalam satu majelis berhadap-hadapan. – Bersambung
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.